Hamil kedua saya, sehat bugar, tanpa mual, badan langsing,
gagah, bisa kerja kesana kemari bahkan sampai luar kota, jauh berbeda
dengan hamil pertama saya.
Tapi, ada tapinya loh hehe...
Kehamilan kedua ini dari sisi mental lebih banyak cobaannya. Tanpa saya
sadari ( ya sekarang-sekarang ini udah sadar sih) saya jadi orang yang amat
sangat menyebalkan.
Saya bisa amat sangat happy lalu 5 menit
kemudian ngomelin orang gak jelas dan menangis berikutnya. Gak jarang
juga tiap suami lagi tur saya menangis semalaman nyaingin penyanyi audy.
Kenapa hal ini bisa terjadi? Wah, itu saya juga gak ngerti :))
Mungkin dari yang saya rasakan perubahan fluktuatif dan cenderung ekstrim ini disebabkan kurang lebih karena hal berikut:
- Kehamilan dengan jarak yang lumayan dekat dengan kehamilan pertama.
- Lagi seneng-senengnya kerja tiba-tiba mau-gak-mau harus cuti.
- Ketakutan akan bertambah usia, semakin tua plus dengan 2 orang anak.
- Lingkungan yang berbeda, dalam artian "dari sekian banyak temen, yang hamil kok cuma gue doang"
- Ketakutan akan berakhirnya karir dll. Bahayips.
Sedihnya,
saya kurang menyadari hal ini dari awal, ditambah dengan tidak semua
orang yang saya banyak temui paham sepenuhnya tentang hal ini. Orang
jadi males kan, saya merasa terabaikan dan sendirian. Terdengar dramatic
ya, tapi nyatanya kondisi ini ada.
Pernah,
suatu malam. Mungkin salah satu puncak perubahan mood ekstrim saya.
Disaat suami jauh di luar kota, seperti biasa saya hanya berdua dengan
Lenonina, saya menangis tanpa henti mikirin karir dan keluarga sambil
chatting dengan suami.
Suami saya paling tidak
suka tau saya nangis, gak pernah sekalipun saya nangis trus istilahnya
di ayem-ayemin, yang ada pasti dikasih petuah-petuah tegas yang kadang
bikin saya tambah nangis.
Salah satu kalimat
dari suami yang membuka hati dan pikiran saya saat itu adalah "Harusnya
kita ini bersyukur, apa salahnya dengan berkeluarga, diberi rejeki anak
yang nantinya akan jadi jalan kita untuk mencapai surga. Banyak orang
diluar sana yang susah payah ingin punya momongan bahkan sampai
menghabiskan harta bendanya. Karir untuk ibu itu seperti apa coba
dipahami lagi, untuk apa ikut-ikutan nggoyo bekerja toh itu tugas suami
bukan tugas istri. Karir ibu adalah kondisi anak dan rumah. Apakah
sebagai ibu saya sudah mengatur keuangan dengan baik, sudahkah saya
membekali anak dengan pengetahuan yg cukup, sudahkah rumah tertata rapi,
bersih atau berantakan?"
(Hening....)
Kembali
ke soal perubahan mood. Jadi, kalo udah merasa mood kurang bagus, fix
it. Bukan dengan bantuan siapapun tapi dari diri sendiri.
Akhirnya,
di minggu yang ke 29 kehamilan ini saya memutuskan untuk off dari
kegiatan modelling. Hal ini dirasa paling berat, tapi begitu
melepaskannya saya merasa lega. Saya gak perlu terus menerus ngeselin
orang kan. Toh nanti abis lahiran kalo sudah siap pun bisa kembali
aktif. Karir modelling saya sudah dimulai sejak 11 tahun yang lalu,
bukan waktu yang singkat, saya percaya masih ada banyak jalan untuk
terus bisa mengembangkannya. Hanya saja sekarang harus berhenti dl.
Sekarang
saya banyak menghabiskan waktu bersama Lenonina, saya juga beruntung
bergabung dengan grup yang rata-rata mempunyai balita, ada yang sedang
hamil juga, jadi bisa sharing macem-macem. Termasuk tentang perubahan
mood ekstrim ini yang ternyata gak cuma saya yang mengalaminya :))
Di
sisi lain masih banyak kegiatan yang bisa dilakukan, masih bisa nyiapin
koleksi baru untuk brand, nyiapin pindahan rumah, masih bisa aktif di
social media dan banyak menulis untuk blog. Alhamdulillah... :))
Wow, panjang juga ya.. Untuk yang sedang hamil, terutama hamil kedua, berikut kita bisa menarik kesimpulan:
- Hamil kedua itu kadang terasa lebih berat karena lebih mudah lelah, sakit-sakit punggung bisa mulai dirasa di trimester kedua.
-
Ketakutan akan menjadi tua itu wajar, justru bagus karena kita bisa
belajar growing old gracefully (ini metik kalimat dr temen), bukannya
makin tua malah norak dan gak peduli dgn keluarganya.
- Pandai-pandailah memilih pergaulan.
- Jangan pernah takut akan karir. Rejeki sudah diatur oleh Allah, pasrahkan segala sesuatunya kepada Allah.
- Nurut sama suami.
- Fokuslah ke kehamilan, perhatikan gizi dan pola makan.
- Manfaatkan waktu untuk lebih banyak bersama anak.
- Berdoa berdoa dan berdoa...
Untuk teman-teman dan keluarga yang kena imbas dari saya yang lagi nyebelin ini, maafin dan mohon pengertiannya ya hehe...
0 comments:
Post a Comment